Oma Utari's Oral History, Round 1

Item

Title

Oma Utari's Oral History, Round 1

Synopsis

• Oma Utari, 74 years old, originally from Semarang and currently living in Semarang, Central Java. She used to live in Belgium and Bali before returning to her hometown. She identifies herself as a Chinese-Indonesian.
• She did her PhD in Belgium, and currently working as a professional translator, translating literature from Dutch to Indonesia and vice versa.
• Oma Utari and her husband have a company which specializes in architecture development. Their main aim is to provide good air circulation and better access for older people.
• She argues that the strategy performed by the government is not effective, because the government does not really think about the poor who will lose their income if the regulation is strictly enforced. Without compensation, it will only be a burden for them.
• In her neighborhood, several hotels are used as the isolation place, since almost all hospitals in Semarang are already full with COVID patients.
• Oma Utari also advised the government to do better planning before implementing and imposing a regulation in the society.
[Bahasa Indonesia]
• Oma Utari, usia 74 tahun, berasal dari Semarang dan tinggal di Semarang, Jawa Tengah. Sebelum Kembali ke tanah kelahirannya, beliau pernah tinggal di Belgia dan Bali. Dia mengidntifikasikan dirinya sebagai Tionghoa Indonesia.
• Dia mendapatkan gelar doktoralnya dari Belgium, dan sekarang bekerja sebagai penerjemah professional, menerjemahkan literatur dari Bahasa Belanda ke Bahasa Indonesia atau sebaliknya.
• Oma Utari dan suaminya memiliki perusahaan yang bergerak dibidang pengembangan arsitektur. Dalam pekerjaannya, tujuan utama mereka adalah untuk memberik circulation bagus dan akses yang lebih baik kepada para orang tua (elderly/senior)
• Menurut Oma Utari, strategy yang dipakai oleh pemerintah tidak efektif karena pemerintah tidak memikirkan lebih jauh tentang bagiamana warga negara yang kemampuan ekonominy lemah akan kehilangan banyak pendapatan jika regulasi atau peraturan yang diterapkan terlalu kuat (tidak memihak pada rakyat kecil). Tanpa kompensasi, kebijakan pemerintah ini hanya akan menjadi beban bagi rakyat dengan ekonomi yang tidak bagus.
• Di lingkungannya, ada beberapa hotel yang dipakai sebagai tempat isolasi karena hamper semua rumah sakit di Semarang suduh penuh.
• Oma Utari jgua menyarankan supaya pemerintah melakukan perencanaan yang bagus sebelum mengimplementasikan dan menerapkan kebijakan di masnyarakat.

Date Created

February 5, 2021

Language of interview

Bahasa Indonesia

Related interviews

Index

Biography 1-4
Changes to daily routine 12, 15-16
Comparison with other health crises 16-17
Daily life necessities
-Food delivery 12
Description of Covid-19 5
Discrimination 24-25
Initial impressions of Covid-19 6 - 9
Information sources on Covid-19 9 - 10
Response measures for Covid-19
-Assistance for Covid-19 relief 22-23
-Breaking rules 14-15
-Government measures 19-20, 28
-Local measures 20-22
-Workplace measures 12-14
Pembatasan Social Berskala Besar (PSBB) 21-22, see also ‘Response measures for Covid-19’
Post-Covid-19 hopes 28
Psychological impacts 17-19, 24-25
Relationships 17-19
Rukun Warga (RW) 21, see also ‘Response measures for Covid-19’
Social media 9 - 11, 17 - 19, 25 - 27
Spaces for Covid-19 patients 23 - 24

Item sets

Utari's (Oma Utari's) Oral History Utari's (Oma Utari's) Oral History (translation)